Suatu papan petunjuk lah
yang membawa saya ke satu air terjun yang namanya unik, Grenjengan Kembar. Dari
namanya sudah bisa ditebak kalau air terjun itu punya dua air tejun dalam
lokasi yang berdekatan. Sama seperti beberapa bulan yang lalu saat niatnya
hanya mengunjungi Museum Kereta Api Ambarawa dan Benteng Willem I, namun
berakhir di Candi Dukuh setelah turun bukit di sebelah barat Rawa Pening
menyambangi satu air terjun bernamakan sama dengan terdapat embel-embel “kembar”-nya
yaitu Curug Kembar Baladewa yang sesuai tebakan kami saat itu memang terdapat
dua air terjun yang berada di satu area.
Sebelumnya saya juga
pernah mengeksplor Empat Air Terjun di Sekitar Jalan Salatiga–Kopeng. Namun
tak disangka tak hanya empat saja air terjun yang bisa kita temukan di
sepanjang jalan penghubung Kota Salatiga dan Magelang itu. Jika kita pacu motor
kita lebih jauh lagi mengikuti jalan raya tersebut hingga masuk ke dalam
wilayah Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang, kita bisa menemukan satu air terjun lagi yang
bernama Grenjengan Kembar.
Berawal dari seringnya
melintasi jalanan yang sempat menuntun saya menuju Candi Borobudur tersebut dan
juga karena mata yang selalu jelalatan melihat sekeliling, akhirnya papan
petunjuk menuju satu air terjun pun berhasil ditangakap oleh mata kepala saya.
Namun tak langsung saat itu juga saya datangi air terjun tersebut,
tentunya harus menentukan waktu yang pas dulu untuk bisa menikmati
keindahannya.
![]() |
Papan petunjuk menuju Air Terjun Granjengan Kembar tampak dari jalan raya Magelang menuju Kota Salatiga |
Oiya, sebenarnya yang pertama saya lihat bukan papan bertuliskan air terjun Grenjengan Kembar, namun plang petunjuk keberadaan Makam Panembahan Ngabei Noto yang tak lain adalah Raja Paku Alam VI yang melarikan diri ke Pakis karena terjadi perang saudara antara dua kerajaan Yogyakarta dan Surakarta dan akhirnya meninggal dan dimakamkan di Dusun Ngabean, Desa Muneng Warangan, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang. Satu desa dengan lokasi keberadaan Air Terjun Grenjengan Kembar namun berbeda dusun. Curug kembar itu berada di Dusun Citran. Dari jalan masuk mengikuti papan petunjuk yang kita temukan di pinggir jalan raya, kita tinggal menikuti jalan beraspal yang tersedia saja nggak perlu masuk gang lagi sebelum menemukan petunjuk selanjutnya. Memang terdapat beberapa dusun yang termasuk ke dalam wilayah Desa Wuneng Warangan, sampai-sampai sempat membuat saya tersasar masuk ke satu dusun yang lain. Tapi tak perlu khawatir, tips nya cuman ikuti saja jalan beraspal yang ada hingga menemukan petunjuk selanjutnya. Nggak seperti saya yang kePD-an tinggal masuk-masuk saja ke dusun orang, hehe.