Bukan hanya saya
saja ternyata yang perlu menyegarkan pikiran setelah semingguan memandang
layar komputer dan mencium aroma
berkas-berkas yang menumpuk, beberapa rekan sekantor pun senada dengan saya. Kali
ini bakal menjadi trip pertama bareng teman-teman sekantor. Kami merencanakan
trip ke Pulau Karampuang setelah mendengar dari kawan yang penempatan di Kota
Mamuju sana kalau ada satu pulau di seberang kota yang punya keindahan bawah
laut yang tak kalah dengan taman laut yang sudah tersohor. Biasa lah
teman-teman memang pada suka menebar racun di dinding facebook berupa foto-foto
keindahan di sekitar kota penempatannya. Nggak hanya yang di Mamuju,
teman-teman yang di kota-kota lain di seluruh penjuru Indonesia pun sama.
Penempatan pertama memang seru dan yang tak kalah seru adalah penempatan yang
bagitu jauh dari rumah, termasuk saya.
Di kota penempatan
sendiri sih sudah beberapa yang dieksplor keindahannya. Kali ini kami mau yang
agak ke luar kota gitu. Jadilah Mamuju dengan Pulau Karampuangnya yang dipilih,
apalagi banyak teman juga yang penempatan disana jadi ga perlu repot masalah
inap-menginap.
Berangkat dari
Majene pada pukul 9 malam menuju Ibukota Provinsi Sulbar tersebut, kami menggunakan mobil sewa dengan tarif Rp
300.000,- per hari. Selama tiga jam kami akan mengarungi jalan poros Sulawesi
Barat yang mayoritas berada di dekat garis pantai. Oiya, jalan poros menuju
Mamuju bagi orang sekitar sini termasuk ekstrim karena jurang menjadi teman
akrab selama perjalanan. Tak hanya itu, kontur unik daratannya yang
berbukit-bukit meski memang dekat dengan laut menjadikan jalanannya
berkelok-kelok tajam yang tak jarang membuat beberapa orang bakal mengeluarkan
isi perutnya, tidak terkecuali beberapa dari kami pun ada yang muntah juga.