YouTube instagram facebook twitter tumblr linkedin
  • Home
  • Features
    • Budaya
    • Pendakian
    • Wisata
    • Alam
  • Documentation
  • My Profile

www.ardiyanta.com


Puas menikmati kota Tomohon dengan berjuta keindahannya dalam perayaan Tomohon International Flower Festival dan beberapa tempat wisata yang telah dikunjungi sebelumnya. Hari terakhir dari serangkaian petualangan di bulan puasa 2012 lalu di kota bunga itu, saya dan beberapa travel mates yang juga menjadi class mates di STAN BDK Manado berencana untuk menyambangi satu danau yang menjadi danau terluas di Sulawesi Utara. Danau itu yang tak lain dan tak bukan adalah Danau Tondano. 

Danau Tondano

Danau ini terletak di desa Remboken, Tomohon, Provinsi Sulawesi utara. Memiliki luas sekitar 4.278 hektar dan berada pada ketinggian 600 meter di atas permukaan laut dan juga dikelilingi oleh 4 gunung dan dataran tinggi yang indah yang berada di sekitarnya. Keempat dataran tinggi tersebut adalah Pegunungan Lembean, Gunung Kaweng, Bukit Tampusu serta Gunung Masarang. 

Konon danau tersebut terbentuk karena letusan yang maha dahsyat salah satu gunung yang ada di lokasi Danau Tondano sekarang berada. Dikisahkan ada sepasang insan manusia yang berlainan jenis melanggar larangan orang tua untuk kawin (bahasa Minahasa: kaweng), tapi mereka nekat lari (tumingkas) ke hutan. Akibatnya meletuslah kembaran Gunung Kaweng tersebut sehingga menjadi danau Tondano. 

Luas danau terluas di Sulawesi Utara ini mencakup tiga buah kecamatan yakni Eris, Kakas, dan Remboken sendiri.
23:56:00 No komentar


Modal nekat dengan sedikit informasi yang didapat bagi sebagian orang akan menyulitkan untuk sampai di tempat tujuan wisata tanpa penyesalan. Namun tidak bagi kami, mahasiswa yang sedang menunggu yudisium dan kepengen jalan-jalan dulu ke luar pulau. Ada saya, Doni, Hamid, Jojo, dan Heykal yang berencana melakukan trip ke Pulau Siladen yang ada di sebelah timur laut Pulau Bunaken, yang sudah terlebih dulu kami kunjungi bersama teman sekelas di bulan Mei 2012 lalu. Dengan rencana seadanya dan cenderung nekat kami memutuskan pada  tanggal 24 September 2012 setelah sholat dhuhur  kami berangkat dari Perum Paniki Dua Manado, tempat kos kami, menuju Pulau Siladen yang terkenal dengan pantai pasir putih lembut dan keindahan bawah lautnya.
Pulau Siladen adalah satu dari lima pulau di kawasan Taman Nasional Bunaken di Manado, Sulawesi Utara yang mempunyai luas 31,25 ha. Dari sedikit info yang saya dapat menurut sejarah nama Siladen ini mempunyai arti ‘Kandas’, dan ceritanya pada zaman dahulu ada sebuah kapal yang dipergunakan orang Sangihe yang sedang mengadakan perjalanan, mengalami kecelakaan dan kandas di pulau tersebut. Akhirnya, pulau di dekat lokasi kandasnya kapal sampai sekarang bernama Siladen.
Awalnya kami berencana menginap semalam disana namun yang paling tidak banget adalah kami belum tau apakah ada penginapan dengan harga mahasiswa perantau disana. Yang saya tau hanya ada resort kelas elit yang eksklusif disana yaitu “Siladen Resort & Spa” yang tentunya itu buat para turis ber-uang dan bule-bule kaya yang “kuat” menginap disitu. Namun kembali ke modal awal kami yaitu nekat, kami terus saja melaju menuju pelabuhan penyebrangan tanpa memikirkan kami nanti mau tidur dimana, yang penting sih kami sepakat sampai disana dulu. Paling mentok ya nanti nginep di rumah penduduk kalau memang tidak ada penginapan murah. Setahu kami pulau itu memang berpenghuni.

Akses transportasi

Untuk mencapai Pulau Siladen tentunya hanya tersedia transportasi laut saja. Kita bisa menggunakan kapal umum yang biasa ke Pulau Siladen dan sudah terjadwal yaitu berangkat ke Siladen sekitar jam 1 sampai 3 siang dan balik ke Manado sekitar jam 9an pagi dari Pulau Siladen, tentunya ongkosnya lebih murah dari pada sewa kapal sendiri. Di Manado bisa naik dari Pelabuhan Pasar Bersehati, namun saat itu kami salah pelabuhan. Kami malah naik dari Pelabuhan Calaca yang hanya ada kapal bermotor saja yang menuju ke Siladen. Saat kami turun dari angkot di pelabuhan itu, kami pun langsung diserbu para nahkoda kapal yang menawarkan jasanya. Namun saat itu ada petugas resmi yang berseragam yang menegur kami untuk bertransaksi di dalam pos saja. Saya pun masuk untuk menanyakan harga sewa kapal untuk ke Pulau Siladen. Namanya saja kapal bermotor ya pasti mahal lah, harga yang ditawarkan dari Rp 750.000,- sampai satu juta untuk ke Bunaken, belum ke Siladen yang lebih jauh katanya harus nambah Rp 200.000,- lagi sedangkan kami hanya berlima. Saya pun lemas dan mencari alasan untuk bisa keluar dari pos itu. Dengan alasan menunggu teman yang lain menyusul saya bisa keluar dan berdiskusi lagi dengan yang lain. Saat itu memang si Jojo sudah bilang kalau salah pelabuhan, namun sudah saja kami berdiam diri sejenak dulu di Pelabuhan Calaca untuk berpikir dan akhirnya memutuskan ke Pelabuhan Pasar Bersehati saja. Saat kami mau pergi ada seorang bapak yang mengaku orang Siladen menghampiri untuk menawarkan jasanya mengantar kami sampai Siladen dengan harga miring katanya, pertama harga yang ditawarkan Rp 400.000,-. Harga itu masih terlalu mahal bagi kami, lalu saya menawar Rp 250.000,- dan bapak itu memberi harga pasti Rp 300.000,- dan sudahlah dari pada keburu sore kami setujui saja, toh dari pada harga yang ditawarkan di pos tadi yang hampir tiga kali lipatnya. Harga itu dibagi berlima berarti nanti per orangnya harus membayar Rp 60.000,-  lumayan juga.
22:01:00 No komentar



Sulawesi Utara menyimpan sangat banyak harta karun keindahan alam yang dianugerahkan Allah SWT. Terbukti selama satu tahun saya mengenyam pendidikan disana diselingi dengan mengeksplor keindahannya, belum semua tempat indah bisa saya kunjungi.
Saya sangat bersyukur diberi kesempatan untuk bisa kesana walau saat pengumuman tahap akhir USM STAN 2011 saya cukup dikejutkan dengan tempat lokasi pendidikan yang begitu jauhnya, yaitu "Manado". Namun setelah hari demi hari saya lalui disana, barulah saya menyadari kalau tak hanya Bunaken yang dimilikinya, tapi masih ada banyak yang bisa dijadikan destinasi menarik untuk dikunjungi. 

Hingga pada suatu hari di bulan Ramadhan tahun 2012, disaat sebagian besar teman-teman seperjuangan pulang kampung (yang sebagian besar dari Jawa); kami yang memutuskan untuk menikmati puasa dan lebaran di "negeri" orang berencana menghabiskan hari-hari di awal libur puasa kami untuk mem-bolang saja di negeri Minahasa. 

Saat itu kami memutuskan untuk berpetualang ke tetangga Kota Manado yaitu Tomohon yang terkenal sebagai Kota Bunga (kalau Kota Kembang kan Bandung... *-*). Kota tersebut juga dikenal akan keindahan sebagian besar landscape-nya yang didominasi oleh pegunungan. 
Waktu itu kebetulan juga deselenggarakan event dua tahunan Festival Bunga yang bertajuk "Tomohon International Flower Festival 2012"  yang juga menarik kami sehingga memutuskan untuk kesana , apalagi dengan adanya pemilihan Putri Bunga 2012 yang diikuti cewek-cewek cantik dari seluruh provinsi di Indonesia. 

Namun bukan festival ini yang kami datangi di hari pertama. Destinasi pertama kami setelah menginjakkan kaki di Tomohon adalah Danau Linow. Danau ini merupakan salah satu danau cantik di Profinsi Sulawesi Utara tepatnya di Kota Tomohon. Danau ini tidak berukuran begitu besar namun air yang ada di dalamnya sangat indah karena memiliki beberapa gradasi warna antara putih, biru, hijau, dan kekuningan; hampir sama dengan salah satu di antara tiga danau yang ada di Danau "Tiga Warna" Kelimutu di NTT. 

Warna pada air tersebut tidak lain karena danau ini merupakan danau vulkanik yang banyak mengandung sulfur yang lumayan tinggi. Di sekitar danau ini juga terdapat beberapa titik yang mengeluarkan semburan gas belerang yang memiliki bau yang khas, namun udara di danau ini cukup sejuk untuk beristirahat dan refreshing. 
21:06:00 6 komentar


Masih merasa sedikit asing dengan kota Bitung??? 
atau sesekali pernah mendengarnya??? 

Oke tak masalah, memang kota ini termasuk kota yang paling ujung....
Ujung??? Ujung tanduk???

Yap, Bitung termasuk kota yang berada di ujung utara Pulau Sulawesi....
Berjarak kurang lebih 45 km atau satu jam perjalanan dengan kendaraan dari Kota Manado, ibukota Sulut. 

Lalu apa sih istimewanya kota tersebut???
Kota pelabuhan terbesar di Indonesia timur ini banyak sekali keistimewaannya menurut saya. Salah satunya adalah dengan adanya tempat wisata yang wajib dikunjungi bagi kamu penghobi binatang, terlebih lagi pada hewa-hewan eksotis. Tempat itu adalah Taman Marga Satwa Tandurusa di Aertembaga.
Tempat tersebut bisa dijangkau dengan mudah dari manapun asal terlebih dulu kita harus berada di pusat Kota Bitung. 

Jika kamu backpacker sejati dan gak bawa kendaraan pribadi, maka pilihan transportasi yang paling tepat dan selalu standby di pusat kota adalah ojek. Tarifnya bisa dinego mulai Rp 5.000,- atau sesuai kesepakatan dengan bapak ojeknya sendiri, pintar-pintar saja.... 
Mengenai ojek disana, perlu diingat pula jika harga sudah pasti, alangkah lebih baik jika langsung bayar saja karena menurut pengalaman saya saat itu yang dimintai lagi biaya tambahan 100% dari yang disepakati sesaat setelah sampai di tujuan. 

Selain ojek ada juga angkutan umum atau masyarakat sekitar menyebutnya "otto" jurusan Aertembaga yang bisa ditemui di pusat kota dekat pelabuhan yang bisa mengantar sampai ke objek wisata tersebut. Namun karena saat itu bertepatan dengan hari Minggu yang merupakan hari ibadah bagi sebagian besar masyarakat Bitung, sehingga untuk mendapatkan otto agak sulit. Jadilah ojek sebagai pilihan terakhir. 


Sepanjang perjalanan menuju suaka margasatwa pemandangannya sangat indah. Jika sudah sampai di puncak bukit lihatlah ke arah Pulau Lembeh, niscaya akan mengingatkan kita pada pulau-pulau yang ada di Raja Ampat. Tapi sayang saat itu cuman sekejap saja melihat pemandangan itu, selain saking terpesonanya sampai-sampai tidak sempat meminta pak ojek untuk berhenti sejenak.

Taman Marga Satwa Tandurusa

Selain sebagai tujuan wisata keluarga dan destinasi yang sangat menarik, kebun binatang mini ini memiliki koleksi hewan-hewan khas tipe peralihan yang mungkin hanya bisa ditemui di beberapa daerah di Sulawesi atau bisa dibilang hewan endemiknya Sulawesi Utara.

Taman Suaka Marga Satwa Tandurusa ini ada tepat di pinggir laut sehingga saat kamu mengunjunginya dan masuk lebih dalam, maka akan kita temukan laut yang lebih tepatnya adalah Selat Lembeh. Makin lengkap pemandangannya dengan adanya Pulau Lembeh di seberangnya. 

Lokasi yang juga berdekatan dengan Pelabuhan Samudera Kota Bitung membuat view di sekitaran suaka ini dihiasi dengan lalu lalang kapal yang akan berlabuh atau meninggalkan pelabuhan.

peta Kota Bitung di halte dekat Terminal Tangkoko *agak kotor yaaaa

Keindahan di Sudut Kota Bitung

replika Eiffel di Paris ada di jalan Kota Bitung

pabrik semen

17:54:00 2 komentar


Capek setelah sepekan beraktifitas membuat kita perlu merileksasikan tubuh agar siap melanjutkan aktifitas di pekan depan. Salah satu tempat relaksasi yang bisa kita pilih adalah  pemandian air panas. Selain alami, tempat relaksasi yang satu ini juga tergolong murah meriah tak sampai menguras kantong. 
Salah satu pemandian air panas yang terkenal di Kota Tomohon Sulawesi Utara adalah Pemandian air panas Lahendong. Lokasinya yang merupakan daerah pegunungan membuat kenyamanan tersendiri saat berendam disana. Selain itu lokasi wisata tersebut juga dikelilingi dengan pepohonan pinus yang rimbun, sehingga membuat udara di sekitar menjadi sangat segar cocok untuk melepas penat dari hiruk pikuk kota.
Dengan biaya masuk cukup murah hanya dengan 5000 rupiah, kita bisa menikmati sensasi pijatan alami air panas yang memancar yang dialirkan melalui pipa-pipa menuju kamar mandi dengan bak yang bisa digunakan untuk berendam dan bersantai. Air panas yang mengandung sulfur atau belerang sangat tinggi berkhasiat untuk menyembuhkan berbagai penyakit kulit sekaligus untuk melemaskan otot yang kaku.


Sesaat setelah berendam kita akan merasa segar serta rasa pegal dan capek pun lama kelamaan akan reda. Biasanya akan merasa ngantuk setelahnya, oleh karena itu setelah berendam air panas bisa dimanfaatkan untuk beristirahat agar saat bangun nanti badan akan lebih segar dan semangat akan pulih kembali.
18:51:00 No komentar


Tak diragukan lagi Indonesia memiliki potensi bawah laut yang luar biasa karena didukung dengan letaknya yang strategis berada di kawasan pertemuan antara dua samudra yaitu Samudra Hindia dan Samudra Pasifik yang berdampak pada kondisi laut dengan suhu yang hangat sehingga flora dan fauna laut pun betah berlama-lama hidup di perairan negara kita ini. Kekayaan hayati laut indonesia entah dari hasil perikanannya yang melimpah maupun keindahan terumbu karangnya yang beraneka ragam patut menjadi satu kebanggaan tersendiri bagi kita tentunya.
Di indonesia tengah hingga timur terdapat kawasan yang termasuk kawasan Segitiga Terumbu Karang Dunia atau Coral Triangle yang meliputi Sulawesi Utara sampai selatan hingga Provinsi Papua dengan pulau-pulau eksotis di sekitarnya.
Kebetulan saya sedang berada di Manado untuk menempuh pendidikan di STAN Balai Diklat Keuangan Manado ada baiknya untuk meluangkan sejenak untuk menyambangi salah satu ikon pariwisata laut Sulawesi Utara yang sudah tersohor ke seantero dunia.
Siapa coba yang tidak tahu Bunaken yang merupakan salah satu taman laut yang sudah sangat terkenal hingga ke luar negeri karena keindahan terumbu karang dan keanekaragaman flora fauna bawah lautnya.
Disela-sela perkuliahan, teman satu kelas berencana mengadakan trip bersama menuju Bunaken setelah sebelumnya kami juga sempat melakukan trip bareng juga ke Bukit Kasih di Minahasa.
Dipilihlah satu hari yang cerah sebagai hari untuk menikmati keindahan Bunaken rame-rame. Hari itu 5 Mei 2012 pagi-pagi sekali kami semua sudah berkumpul di salah satu kontrakan sebelum berangkat. Perbekalan nasi kuning khas Manado dengan abon cakalang pun juga sudah siap. Tinggal menunggu angkot yang kami carter untuk mengantarkan kami ke pelabuhan penyeberangan. Setelah menunggu beberapa lama, akhirnya yang ditunggu datang juga. Kami menyewa beberapa angkot agar bisa mengangkut seluruh personil. Kami pun akhirnya melaju menuju pelabuhan penyeberangan ke Bunaken yang ada di dekat Marina Plasa Manado.

Kapal wisata ke Bunaken

Karena kami berombongan satu kelas, sehingga ongkos sewa kapal bisa dibagi rata ke setiap orang jadi tak terlalu mahal untuk ukuran mahasiswa perantau.
Ada beberapa pilihan kapal yang bisa disewa sebenarnya, dari speed boat hingga kapal dengan motor standar yang perlu waktu lebih lama untuk sampai di tujuan. Kami memilih sewa kapal standar saja biar lebih murah sehingga bisa melakukan wisata dengan budget ringan.
18:51:00 2 komentar
Older Posts Home

Follow Us

recent posts

Blog archive

  • March (1)
  • March (1)
  • December (1)
  • November (1)
  • October (1)
  • October (1)
  • June (1)
  • May (1)
  • April (1)
  • March (2)
  • November (1)
  • October (1)
  • September (1)
  • July (2)
  • June (5)
  • March (1)
  • January (2)
  • November (2)
  • September (2)
  • August (1)
  • July (1)
  • June (2)
  • May (2)
  • April (1)
  • March (2)
  • February (1)
  • January (2)
  • December (1)
  • November (1)
  • October (1)
  • September (1)
  • August (1)
  • June (2)
  • May (4)
  • April (6)
  • March (2)
  • February (1)
  • January (2)
  • December (2)
  • November (4)
  • October (2)
  • September (2)
  • July (2)
  • June (3)
  • May (3)
  • April (6)
  • March (12)
  • February (4)
  • January (11)
  • November (3)
  • March (2)
  • February (1)
  • February (1)